Story

Logika dan Rasa

Perlu waktu yang tidak lama untuk membuatku mempertanyakan apa yang aku inginkan. Benarkah aku menginginkan apa yang selalu ada dalam doaku akhir-akhir ini? Menginginkan sesuatu yang aku tau tidak mungkin aku dapatkan, tetapi aku terus berusaha untuk memintanya. Apakah itu hanya sekedar napsu belaka karena hal tersebut bukanlah yang aku punya? Ataukah memang sebenarnya doaku itu benarlah keinginan yang aku inginkan dari dalam sana?

 

Kata orang, manusia hanya bisa berencana, berusaha, serta berdoa, tetapi hanya Tuhan yang dapat memberikan jawabannya. Jika memang seperti itu, apakah aku sedang berada di tahap menyerah karena melihat keadaan yang tidak mungkin membuatku untuk terus maju? Ataukah mungkin ini jawaban dari Tuhan, dengan membuatku bertanya dan sedikit demi sedikit menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin aku miliki? Ataukah mungkin ini sebuah bagian dari permainan Tuhan yang ingin menguji kegigihanku akan mendapatkan hal ini?

 

Seakan berada di lorong yang gelap, aku meraba sedikit demi sedikit untuk menemukan jalan keluar itu. Sebuah lorong ketidakpastian dan keraguan yang terasa begitu dingin dan kasar dipermukaan kulitku. Apakah aku harus ke kiri? atau apakah jalan keluar sebenarnya berada di sebelah kanan? Karena aku tau salah satu dari lorong tersebut akan membawaku kembali ke lubang hitam yang sudah lama tidak aku temui itu. Aku tidak tau kearah mana keinginanku akan membawaku.

 

Tapi jika ini adalah sebuah bagian dari permainan Tuhan, jika lorong ini adalah bagian dari salah satu ujianku, maka sedikitnya aku berpikir bahwa apapun yang aku pilih, apapun yang Tuhan pilihkan untukku merupakan hal yang terbaik untukku. Jika mungkin aku dibawa bertemu dengan jalan yang berisikan lubang hitam itu, maka mungkin memang Tuhan menginginkan aku kembali masuk kedalamnya. Mungkin saja Ia ingin aku menyadariku dengan lubang hitam itu.

 

Tetapi jika hal yang terjadi adalah sebaliknya, jika Tuhan sebenarnya menginginkan aku untuk berada di jalan yang menjauhi lubang hitam itu tetapi aku memilih jalan yang salah, apakah itu juga merupakan bagian dari keinginan Tuhan? Dan apakah akan ada sesosok dia yang datang untuk menyelamatkan aku dari lubang hitam itu? Atau apakah kesempatan untuk mendapatkan bantuan sudah habis terpakai olehku?

 

Tapi bukankah ini menyenangkan? Berada di hal yang tidak pasti dan mencoba untuk menebak kedepannya. Tetapi mungkin sudah saatnya tidak hanya keinginan yang berbicara, tatapi  logika juga perlu berbicara.

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *