Story

Ombak, Pasir dan Lubang Hitam itu

Saat ini aku hanya bisa berdiri menatap waktu yang baru saja melewati diriku seperti terpaan ombak yang kencang. Jiwa dan ragaku basah, tulang-tulangku terasa sakit. Mungkin… itu terjadi karena terpaan ombak itu terlalu kuat dan kencang. Membuatku hanya bisa bertumpu pada lutut dan jemariku, seakan seluruh tenagaku ikut tersapu ketika ombak itu melaluiku.

 

Bayangan akan lubang hitam itu kembali muncul. Lubang hitam yang hanya berjarak sekian meter dari tempatku berada. Lubang hitam yang seperti menjadi hidup ketika aku menengokkan kepalaku ke belakang. Pikiran akan kembali ke dalam lubang hitam itu membuatku takut. Apakah aku akan terseret kembali masuk ke dalam lubang hitam itu oleh sang ombak?

 

Seakan takut akan bayangan sang ombak, jemari-jemariku menancap dengan tajam kepada pasir-pasir putih yang berada di bawah genggamanku. Berpegangan dan bergantung kepada pasir itu serta berharap agar tidak berpindah dari tempatku saat ini. Tapi aku tau, sekuat apapun aku menggenggam pasir tersebut, sedalam apapun itu, aku tau aku tidak akan mampu menahan terjangan ombak itu. Ombak yang akan menyeretku sedikit demi sedikit untuk semakin mendekati lubang itu… lubang yang aku tidak pernah ingin lihat, tengok, atau kembali ke sana

 

Mungkin aku bersyukur bahwa ombak itu tidak berhasil menyeretku masuk hari ini. Tapi aku tidak tau kapan ombak tersebut kembali berusaha untuk menyeretku. Kapan dan bagaimana, aku hanya bisa menunggu. Mungkin sedikit berharap jika masih ada harapan agar ombak tersebut tidak lagi berdebur dengan kencang. Mungkin saja aku harus mulai meninggalkan pasir itu. Berhenti dan mulai berlari untuk mencari tempat yang lebih aman dan menjauhi semuanya. Menjauhi ombak, pasir, hingga lubang hitam itu.

Tapi aku tau, aku akan sulit untuk melakukannya. Pasir yang ada dibawahku, pasir putih yang kini aku genggam dengan kuat, adalah hal yang turut serta untuk membantuku keluar dari lubang itu. Adalah hal yang menghiburku dengan berada di antara jemariku. Adalah hal yang menemaniku pada masa-masa bebasku. Adalah hal yang tanpa aku sadari, aku sangat bergantung akan kehadirannya.

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *